Perumahan ARHASS VILLA

Antusias Emak-emak Kampung Cisitu Sukabumi Bantu Membuat Anyaman

Cisitu
Antusias Emak-emak Kampung Cisitu Sukabumi Bantu Membuat Anyaman
SUKABUMI, NyaringIndonesia.com – Secara turun temurun kebiasaan kaum pria di Kampung Cisitu, Desa Sukamulya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, menjadi pengrajin bambu.

Namun, sebulan terakhir, para ibu rumah tangga disana juga tak mau kalah. Mereka mulai menjadi pengrajin bambu yang sebelumnya di tekuni para kaum pria di sana.

Dengan disiplin, setelah mereka yang rata-rata tetanggaan mendapatkan pelatihan cara menganyam bambu, kini mereka rela berjalan kaki sepanjang satu kilometer menuju kebun hanya ingin mengetahui cara menanam benih bambu.

Hal itu emak-emak lakukan, lantaran termotivasi mencari penghasilan tambahan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar.

Selama belum mahir, mereka terus di bimbing seorang perajin bambu kawakan, Ia adalah Salim Ujung Samid (52) atau karib disapa Abah Salim. Bapak tiga anak itu dengan sabar mengajarkan para emak untuk memotong bambu, membuat anyaman, hingga tata cara menanam bibit bambu yang benar berdasarkan pengalamannya selama bertahun-tahun mengenal bambu, ditambah warisan dari orang tuanya dulu.

“Sejak dulu saya biasanya setelah pulang dari sawah, suka bikin anyaman dari bambu. Seperti keranjang, besek, ayakan dan nyiru (tampah). Itu dilakukan dari saya masih kecil,” ungkap Salim, Minggu (14/08/2022).

Emak Emak Kampung Cisitu Saat Menganyam Bambu
Emak Emak Kampung Cisitu Saat Menganyam Bambu

Berbekal pengetahuan dan pengalaman itu, dirinya mengaku bisa mengajarkan kepada emak-emak di kampung ini. Semetara, untuk mengajarkan kepada anak mudanya, kata dia, masih kesulitan.

Pekerjaan seperti ini kan butuh kesabaran, sementara kalau anak muda tidak sabaran. Jadi banyak memilih untuk bekerja,” ujarnya.

Sementara, Enung Masitoh (46) koordinator emak-emak pengrajin bambu mengaku sudah memiliki ketertarikan dalam menganyam bambu sejak ia masih muda. Namun biasanya ia diperbantukan apabila tetangganya dapat pesanan anyaman bambu dalam jumlah banyak.

Sebelumnya, lanjut dia, hanya sebatas menganyam, tidak dengan pembibitan hingga perawatan bambu agar hasilnya berkualitas. Namun, sebulan ke belakang dirinya mulai mempelajari cara pembibitan dan tiga bulan ke depan sedang menunggu hasilnya.

“Saya kan sebelumnya ikut pelatihan menganyam. Semakin ke sini saya juga belajar cara pembibitan. Ternyata tidak cukup hanya mengambil bambu yang ada, kalau mau hasilnya maksimal ternyata ada tata caranya juga. Memang harus pandai-pandai mengatur waktu supaya urusan rumah juga tidak terabaikan,” tutur Enung.

Kegiatan pemberdayaan ini juga berada di bawah bimbingan oleh Asosiasi Dunia Bambu Sukabumi (DBS). Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa anyaman bambu dari Kampung Cisitu seringkali dikumpulkan dan dipromosikan oleh DBS. Ketua Umum Asosiasi DBS, Agus Ramdhan mengaku sudah cukup lama bekerja sama dengan beberapa perajin bambu lokal, salah satunya di Kampung Cisitu dalam pembuatan barang-barang berbahan dasar bambu. Bahkan ia ingin agar dunia industri dan perdagangan lebih banyak lagi menggunakan bambu.

“Ini sebagai upaya kita dalam melakukan pemberdayaan perempuan. Ternyata hasilnya tak kalah bagus dengan laki-laki, apalagi perempuan itu kan biasanya lebih tekun dalam mengerjakan sesuatu. Apalagi zaman sekarang orang banyak kembali ke bahan-bahan ramah lingkungan, zero waste. Kenapa tidak di minimarket atau swalayan yang masih menggunakan keresek plastik diganti dengan keranjang bambu. Yang uniknya dari bambu, selain bisa mudah didapat dari mana-mana, banyak juga kegunaannya,” kata Agus.

Karena itu, Agus cukup sering berkeliling mencari perajin bambu lokal agar manakala ia mendapat banyak pesanan barang-barang berbahan dasar bambu, ia tak kesulitan mencari. “Kalau untuk pasar lokal hingga nasional, alhamdulillah cukup besar minatnya. Apalagi kita sering diundang ke berbagai acara untuk mempromosikan berbagai barang berbahan dasar bambu. Jadi sudah cukup dikenal. Mungkin yang ingin kita bidik itu pasar internasional. Apalagi kan sekarang sedang gencar kampanye zero waste itu,” tutup Agus

Berita Utama

Scroll to Top