Hujan deras yang terus mengguyur Bandung Raya sejak Minggu (7/1/2024) menyebabkan tinggi muka air (TMA) mencapai titik terdalam, yakni 1,2 meter.
Banjir disebabkan oleh debit air yang deras dari hulu Sungai Citarum dan Sungai Cipalasari, anak Sungai Citarum. Akibatnya, kampung ini tergenang air, dan TMA di beberapa titik mencapai 1,2 hingga 1,4 meter.
Saefuloh (48), seorang warga Kampung Bojong Asih, menyampaikan bahwa banjir telah terjadi sejak malam hari, mencapai puncaknya dini hari sekitar jam 03.00.
Warga juga melaporkan banjir di Desa Citereup, yang katanya lebih tinggi TMA-nya daripada di kampungnya.
Banjir dipicu oleh arus Sungai Cipalasari yang meluap karena tidak dapat masuk ke Sungai Citarum. Tinggi TMA Sungai Citarum lebih rendah, sehingga air meluas dan merendam pemukiman warga.
Meskipun warga telah menggunakan folder air dan pompa untuk mengalirkan air Sungai Cipalasari ke Sungai Citarum, upaya tersebut belum mampu mengatasi banjir.
Saefuloh menginginkan pembangunan folder air yang lebih besar dan lebih banyak untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi.
Warga berharap pemerintah dapat membangun folder air di lokasi yang lebih strategis, seperti di RW 14 dan RW 5, agar air yang merendam pemukiman dapat dialirkan ke sungai.
Keberadaan folder air saat ini dianggap kurang memadai, dan warga berharap agar pembangunan folder air baru dapat mengatasi permasalahan banjir yang terus berulang.
