Alat ini, yang merupakan bantuan dari Kementrian Kesehatan RI, menjadi langkah proaktif untuk mengukur indikasi stunting pada bayi yang baru lahir.
Dalam konferensi pers, Pj. Wali Kota Cimahi Dicky Saromi menyatakan bahwa pemberian Antropometri Kit adalah bagian dari upaya Pemkot Cimahi untuk mencapai status “zero stunting” sejak tahun 2024.
“Ini bukan hanya sekadar alat, tapi langkah konkret untuk menekan kasus stunting dan mewujudkan visi ‘Indonesia Emas, Indonesia Maju’,” ujarnya dengan semangat.
Antropometri Kit bukan hanya alat pengukur standar. Alat ini mampu mengukur berat badan, panjang, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan kepala bayi atau anak.
Penyaluran alat ini akan dilakukan secara bertahap ke posyandu di seluruh Kota Cimahi, yang diharapkan menjadi garda terdepan dalam mencegah stunting.
Dicky menekankan pentingnya peran posyandu dalam siklus hidup anak. “Kebijakan pembangunan manusia kita berfokus pada siklus hidup, termasuk 1.000 hari pertama kehidupan. Posyandu memiliki peran krusial dalam memberikan pendidikan usia dini, pola asuh, dan pembentukan karakter anak,” tambahnya.
Sebagai bagian dari upaya ini, Dicky Saromi juga mengajak seluruh ibu dan balita untuk aktif mengunjungi posyandu dan memanfaatkan layanan pemantauan pertumbuhan anak.
“Dengan begitu, kita harapkan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, dan menjadi generasi emas yang berkualitas,” ungkap Dicky seraya mengakhiri konferensi pers dengan senyuman.
Inisiatif Pemerintah Kota Cimahi ini mencerminkan langkah nyata dalam memastikan kualitas sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas, serta menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia untuk mengambil tindakan serupa dalam mewujudkan generasi emas.
