Dari Kota Cimahi Aksara Sunda Menyapa Dunia

Aksara Sunda
Kadisbudparpora Kota Cimahi, Ahmad Nuryana

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Kota Cimahi dkenal dengan bangunan sejarah peninggalan pemerintah hindia Belanda yang kini digunakan berbagai instansi. Oleh sebab itu, Disbudparrpora saat ini tengah berupaya melestarikan kebudayaan berbentuk fisik maupun non fisik.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Dalam menentukan sebuah bangunan sebagi cagar budaya, Pemerintah Kota Cimahi tak bekerja sendiri. Proses ini dilakukan melallui kolaborasi dengan tim ahli yang memiliki kompetensi dibidangnya.

Penenruan tersebut tak bisa dilakukan sembarangan Lantaran terdapat sejumlah kriteria yang mesti dipenuhi termasuk ketentuan yang tercantum dalam undang – undang tentang cagar budaya.

Kadisbudparpora Kota Cimahi, Ahmad Nuryana menjelaskan bahwa, untuk menentukan sebuah bangunan menjadi cagar budaya.mesti bedasarkan kajian dari tim ahli cagar budaya.

” Pada tahun 2025, ada aebuah buku yang diterbitkan oleh tim, mereka telah berhasil menetapkan beberapa bangunan menjadi cagar budaya, ada juga objek yang diduga sebagai cagar budaya.” jelas Ahmad Nuryana saat ditemui dikantornya. Juma’at (01/08/25).

Hingga kini , Kota Cimahi sendiri telah memiliki 12 cagar budaya, yang merupakan hasil kinerja Disbudparpora Kota Cimahi. Dan semuanya telah ditetapkan melalui SK Wali Kota Cimahi. Kedepan Disdubparpora bakal terus menelusuri bangunan gunal dijadikan cagar budaya.

” Berdasarkan data, ada sekitar 50 buah bangunan yang diduga sebagai cagar budaya. Namun mesti dikaji terlebih dahulu.” ujarnya

Diketahui pada masa itu, terdapat beberapa gaya arsitektur yang berkembang. salah satunya adalah Art Deco., yang menagalami masa kejayaan cukup lama. Selain peninggalan Belanda, ada juga peninggalan budaya lainnya seperti makam patung Fang, serta aksara Sunda Kuno.

” Namun hingga kini, kami belum pernah menemukan benda. bersejarah berupa prasasti di Kota Cimahi.” imbuhnya.

Berbicara tentang aksara Sunda,, Kata Ahmad terdapat sejumlah manuskrip kuno yang perlu dilestarikan sebagai bagiandari warisan budaya.

lestarikan. Beruntungnya, kota Cimahi masih memiliki tokoh yang mampu membaca dan menerjahkan manuskrip yang ditulis dalam aksara sunda kuno.

” Keberadaan tokuh ini menjadi harapan dalam menjaga dan merawat warisan budaya ini.” katanya.

Tak hanya mampu menerjamahkan, bahkan tokoh ini juga mampu menulis aksara sunda kuno, serta kerap mengedukasi gemerasi masa kini yang tertarik mempelajarinya.

” Sebagai bentuk dukungan pelestarian aksara Sunda kuno, Kami Disbudparpora Kota Cimahi, pernah mengadakan pembelajaran aksara sunda kuno guna meregenerasi ahli aksara sunda kuno, agar warisan budaya ini tak punah ditelan jaman.” tandasnya.

Diungkapkan Ahmad, pada tahun ini, Disbudparpora Cimahi bersama DKKC Kota Cimahi berencana mensosialisasikan kembali Aksara Sunda kuno pada anak – anak dan remaja.

” Kami telah mulain merealisasikan pengunaan aksara sunda kuno dibeberapa lokasi, salah satunya pada papan penanda di Ewic yang ditulis langsung abah yudistira.Bahkan kedepan seluruh jalan – jalan kota pun bakal dicoba ditulis dengan aksara sunda kuno.” ungkapnya.

Namun, pelestarian aksara sunda kuno tentu tak lepas dari berbagai kendala. Salah satu kendala utama adalah minimnya minat anak anak dan remaja terhadap aksara ini.

Agar aksara sunda kuno tetap lestari dperlukan ruang edukasiyang strategis, termasuk dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Tentunya dalam hal ini harus melibatkan Disdik agar program ini terlaksana dengan baik dan berkelanjutan. Dengan dukungan lembaga pendidikan , pelestarian aksara sunda dapat menjangkau generasi muda lebih efektif dan terstruktur.

“Mengingat adanya perbedaan bentuk tulisan aksara sunda kuno memiliki perbedaan diberbagai wilayah, Maka diperlukan upaya penyeragaman tulisan. Agar pembelajaran aksara sunda lebih mudah dipahami dan lebih terarah.” pungkasnya. (Bzo)

 

Berita Utama