Langkah ambisius ini diharapkan dapat memberikan akses lebih luas kepada UMKM yang sebelumnya dianggap sulit mendapatkan pembiayaan bank.
Menurut Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, Yulius, KUR tanpa agunan ini akan melibatkan sistem credit scoring yang mencakup penilaian terhadap track record pembayaran jaminan sosial, pembayaran listrik, aktivitas di media sosial, transaksi e-commerce, hingga data perpajakan.
Dengan demikian, UMKM yang tidak memiliki agunan atau pengalaman sebelumnya diharapkan dapat mengakses pembiayaan dengan lebih mudah.
Proses uji coba dijadwalkan akan dimulai pertengahan tahun ini, dengan pengumpulan data sedang berlangsung hingga April.
Langkah ini merupakan upaya untuk memastikan kesiapan sistem credit scoring yang melibatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan Machine Learning.
Sistem credit scoring ini diharapkan dapat membantu UMKM yang sebelumnya dianggap tidak bankable, meningkatkan distribusi KUR secara keseluruhan, dan memperbaiki persetujuan pinjaman sambil menjaga tingkat risiko kredit yang dapat diterima pemerintah.
Pemanfaatan data alternatif dalam credit scoring diharapkan dapat meningkatkan prediksi risiko kredit, terutama untuk nasabah baru yang belum memiliki riwayat akses kredit perbankan.
Langkah inovatif ini diharapkan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia.
