Kepulauan Meranti Alami Pemadaman Listrik Jelang Hari Listrik Nasional

Pemadaman listrik
warga Selatpanjang menggelar aksi demonstrasi sebagai bentuk protes terhadap ketidakpastian layanan listrik

MERANTI, NyaringIndonesia.com – Sejumlah wilayah di Kabupaten Kepulauan Meranti mengalami gangguan pasokan listrik menjelang peringatan Hari Listrik Nasional.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Pemadaman yang terjadi berulang dalam beberapa hari terakhir menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, terutama di Selatpanjang yang mengalami gangguan berkepanjangan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, ratusan warga Selatpanjang menggelar aksi demonstrasi sebagai bentuk protes terhadap ketidakpastian layanan listrik.

Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya atas kondisi tersebut.

“Kami tidak pernah tahu kapan listrik akan menyala. Jika kondisi ini terus berulang, peringatan Hari Listrik Nasional terasa tidak bermakna,” ujarnya, Jumat (24/10/2025).

Ia berharap kejadian serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.

“Kami hanya menginginkan layanan yang pasti dan konsisten,” tambahnya.

Gangguan bahkan dilaporkan terjadi saat waktu ibadah Salat Jumat dan Magrib, memperlihatkan lemahnya keandalan sistem kelistrikan di wilayah tersebut.

Kondisi ini berdampak langsung terhadap aktivitas masyarakat. Kegiatan ekonomi terhenti, pelayanan publik terganggu, dan rumah-rumah warga terpaksa gelap gulita.

Situasi tersebut menjadi pengingat bahwa pemerataan infrastruktur energi masih menjadi tantangan besar di berbagai daerah, terutama di kawasan kepulauan dan pelosok.

Listrik memiliki peran strategis dalam mendukung kehidupan sosial dan ekonomi. Ia bukan sekadar sumber penerangan, tetapi juga penopang berbagai sektor vital, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga industri.

Karenanya, keberlanjutan pasokan listrik merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebagai hak warga negara.

Fenomena di Selatpanjang bukanlah kasus tunggal. Di sejumlah daerah lain, khususnya di luar Pulau Jawa, masyarakat masih menghadapi persoalan serupa, mulai dari jaringan transmisi yang tidak stabil, keterbatasan kapasitas pembangkit, hingga lambatnya penanganan gangguan oleh pihak terkait.

Dalam konteks ini, PLN bersama pemerintah diharapkan dapat menjadikan peringatan Hari Listrik Nasional sebagai momentum refleksi dan perbaikan menyeluruh terhadap sistem pelayanan energi.

Slogan “menerangi negeri” perlu diwujudkan melalui kebijakan yang berorientasi pada pemerataan, peningkatan keandalan pasokan, serta transparansi informasi kepada publik.

Evaluasi menyeluruh perlu dilakukan, mulai dari ketersediaan bahan bakar untuk pembangkit, pemeliharaan infrastruktur, hingga sistem komunikasi terkait jadwal pemadaman. Keterbukaan informasi menjadi kunci agar masyarakat memahami kondisi riil dan tidak terus terjebak dalam ketidakpastian.

Hari Listrik Nasional akan memiliki makna sesungguhnya apabila disertai komitmen nyata dari seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan setiap warga, dari perkotaan hingga pelosok,  memperoleh hak yang sama atas penerangan dan energi yang andal.

Berita Utama