Search
Close this search box.

Kisah Ayah dan Anak Menemukan Arti Kehidupan yang Hakiki

Ilustrasi Foto Kebersamaan Ayah dan Anak di tepi pantai
Ilustrasi Foto Kebersamaan Ayah dan Anak di tepi pantai

NyaringIndonesia.com – Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yang sedang membaca koran…

anak : “Ayah, ayah,” kata sang anak.

“Ada apa Nak?” tanya sang ayah.

“Aku capek, sangat capek. Aku capek karena aku belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus, sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek. Aku mau menyontek saja! Aku capek. Sangat capek.

Aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! Aku capek, sangat capek.

Aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung. Aku juga ingin jajan terus!

Aku capek, sangat capek, karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati.

Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman- temanku, sedang mereka seenaknya saja bersikap kepadaku.

Aku capek ayah, aku capek menahan diri. Aku ingin seperti mereka yang terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah!” Begitu sedihnya, sehingga sang anak pun mulai menangis.

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata: ”Anakku, ayo ikut ayah. Ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu.” Lalu sang ayah menarik tangan sang anak, kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang.

Lalu sang anak pun mulai mengeluh ”Ayah kita mau kemana sih?? Aku tidak suka jalan ini. Lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi serangga, berjalan pun susah karena ada banyak ilalang. Aku benci jalan ini ayah!” Sang ayah hanya terdiam. Mereka pun tetap berjalan terus.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu – kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang.

“Waaaah… tempat apa ini ayah? Aku suka! Aku suka sekali tempat ini!” Sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah,” ujar sang ayah. Si anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

” Anakku, tahukah engkau mengapa di sini begitu sepi? Padahal tempat ini begitu indah?”

” Tidak tahu Ayah, memangnya kenapa?”

“Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu.”

”Ooh… berarti kita orang yang sabar ya, Yah?”

”Nah, akhirnya kau mengerti.”

”Mengerti apa? Aku tidak tahu apa yang harus dimengerti.”

”Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi”.

Bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga dan akhirnya semuanya terbayarkan? Ada telaga yang sangat indah, seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? Kau tidak akan mendapat apa-apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku.”

” Tapi Ayah, bersabar itu tidak mudah. ”

”Ayah tahu. Oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat. Begitu pula hidup, ada Ayah dan Ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu. Tapi ingatlah anakku, kami tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri.

Maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri. Jadilah pribadi yang kuat, yang tetap tabah dan tawakkal karena kau tahu ada Tuhan di sampingmu. Maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang. Nah, kau tahu akhirnya kan?”

”Ya Ayah, aku tahu.. Aku akan mendapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini. Sekarang aku mengerti. Terima kasih Ayah, aku akan tegar saat yang lain terlempar.” Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya..

Sahabat Nyaring Indonesia, kita tidak tahu seberapa besar cobaan dan rintangan yang Tuhan berikan pada kita. Tapi sahabat mesti tahu, Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kekuataan hambanya.

Teruslah berdo’a, tawakal dan pasrah akan kehendak-Nya karena semua telah dituliskan. Sekecil apapun amal ibadah yang kita lakukan akan dibalas beribu-ribu kali lipat, begitu juga sebaliknya.

Jangan terlena oleh kehidupan duniawi yang semu ini, karena kita hanya hidup sementara saha dan akan kembali kepada-Nya.

Tuhan Maha Mengetahui atas segalanya.

Kesabaran akan membuahkan hasil yang indah.

Ingat sahabat, Tuhan sangat menyukai orang-orang yang sabar.

Semoga kita semua bisa menjadi orang-orang yang sabar dan mendapat cinta-Nya.

Editor : Bang Kaka

# # # # # #

Berita Utama