JAKARTA, NyaringIndonesia.com – Hubungan antara Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, dan keluarga Presiden Joko Widodo diprediksi akan memanas akibat deklarasi Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto dalam Koalisi Indonesia Maju.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, menganggap bahwa langkah Gibran bisa dianggap sebagai pengkhianatan terhadap PDI-P.
“Sikap tegas PDI-P terhadap Gibran dan Jokowi berpotensi berimbas langsung pada positioning dukungan politik PDI-P pada pemerintahan Jokowi,” ujarnya.
Umam melihat PDI-P telah merasa dinafikan atau dilangkahi oleh langkah politik keluarga Jokowi, dan manuver Gibran bisa dianggap sebagai salah satu bentuk pengkhianatan.
Meskipun demikian, PDI-P masih ragu-ragu dalam menyikapi manuver Gibran, dan hingga saat ini, Gibran belum dipecat dari keanggotaan partai tersebut.
“Namun sebaliknya, jika PDI-P ternyata bersikap lunak pada langkah politik Gibran dan Jokowi, maka PDI-P bisa dituding tebang pilih, gamang atau tidak siap untuk berhadap-hadapan dengan kekuasaan yang saat ini masih dikendalikan oleh tangan Jokowi,” tutur dosen Universitas Paramadina itu kepada Kompas.com.
Selain itu, Umam juga menyoroti perbedaan perlakuan PDI-P terhadap beberapa kader yang dianggap membelot, seperti Budiman Sudjatmiko dan Murad Ismail, yang dipecat dengan cepat.
Seharusnya, lanjut dia, PDI-P tidak perlu waktu lama untuk mendepak Gibran, mengingat tindakan politiknya yang tidak sejalan dengan partai. Tapi tampaknya PDI-P masih ragu untuk melakukannya karena hal itu dapat mempengaruhi hubungan dengan keluarga besar Jokowi, yang telah berkontribusi signifikan pada kesuksesan partai.
“Jika PDI-P konsisten pada aturan dan konstitusi partai, maka tidak perlu menunggu surat pengunduran diri dari Gibran, karena tindakannya yang tidak loyal terhadap partai sudah jelas,” katanya.
Sebagai alternatif ekstrem, Umam mencatat bahwa Megawati dapat mencabut dukungan politik dari pemerintahan Jokowi dan melepaskan semua jabatan menteri di Kabinet Indonesia Maju sebagai bentuk protes.
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengumumkan nama Gibran sebagai calon wakil presiden dalam Koalisi Indonesia Maju.
Meskipun Gibran tidak hadir dalam deklarasi tersebut, Gerindra mengklaim bahwa Gibran telah menerima tawaran menjadi cawapres Prabowo. Gibran dan Prabowo dijadwalkan akan mendaftar sebagai capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 25 Oktober 2023.***