Meskipun pesimistis bisa menyelesaikan masalah tersebut dalam tahun 2024, Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, menegaskan komitmennya untuk mencari solusi terbaik.
Banjir yang kerap melanda beberapa titik di Kota Cimahi, seperti Jalan Amir Machmud dan Jalan Mahar Martanegara, selama ini belum dapat ditangani secara maksimal karena berbagai kendala yang dihadapi.
“Iya (belum tentu selesai tahun 2024), tapi tetap kita usahakan. Mudah-mudahan, ada yang bisa selesai juga, tapi tidak semua bisa kita selesaikan,” ujar Dicky di Perkantoran Pemkot Cimahi pada Selasa (2/1/2023).
Pihak Pemerintah Kota Cimahi telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi genangan banjir, termasuk langkah-langkah situasional agar air cepat surut.
Namun, solusi jangka panjang melalui penanganan struktural menjadi kunci utama.
“Kami telah melakukan langkah secara situasional pada genangan-genangan banjir agar genangannya tidak lama,” tambahnya.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, termasuk Badan Pengelola Cekungan Bandung dan BBWS, untuk merumuskan rencana pengendalian banjir yang lebih komprehensif.
“Rencana ini terhambat Covid-19 selama dua tahun kemarin seperti pembuatan kolam retensi dan beberapa sodetan yang di Melong. Itu sudah kita bicarakan dengan Badan Cekungan Bandung dan BBWS,” jelas Dicky.
Selain upaya penanganan jangka panjang, Pemerintah Kota Cimahi juga akan menggelar rapat dengan semua stakeholder untuk mencari solusi jangka pendek yang efektif.
Salah satunya adalah koordinasi dengan Kabupaten Bandung terkait pembebasan lahan di perbatasan untuk mengurangi dampak banjir di Kelurahan Melong.
“Komunikasi terus dijalankan, tetapi yang namanya membebaskan lahan kan memang butuh pendekatan dan proses, jadi itu saja yang kita lakukan,” pungkas Dicky.
