Perencanaan Kampanye PR

Kampanye public relations
Ilustrasi kampanye public relations (Praxis)

NyaringIndoneia.com – Keberhasilan pelaksanaan suatu kampanye humas bergantung pada keakuratan pengelolaan manajemen public relations (PR). Proses ini membutuhkan empat tahap manajemen public relations berupa riset, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Begitulah pandangan yang diutarakan oleh Jojo S. Nugroho, ketua Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI).

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ketika diwawancarai, Kamis (22/09/2022), Jojo menekankan, bahwa praktisi humas memang harus merencanakan dan membentuk sebuah pesan kampanye kegiatan humas dari pesan utama milik perusahaan untuk didistribusikan kepada publik.

Ruslan, dalam buku Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (2013) menyebutkan, bahwa kampanye humas atau public relations campaign, bertujuan untuk menciptakan atau meningkatkan kesadaran target audiens, menarik perhatian, dan menciptakan persepsi positif sebagai penunjang keberhasilan tujuan perusahaan.

Dilansir NyaringIndonesia.com dari Humas Indonesia, penciptaan kampanye public relations ini membutuhkan sebuah perencanaan yang disebut manajemen public relations. Manjemen public relations menurut Mc El Raath dalam buku Manajemen Public Relations dan Manajemen Media (2007) merupakan sebuah proses penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari suatu kegiatan komunikasi lembaga atau perusahaan.

Proses pertama manajemen public relations adalah penelitian. Dalam buku Effective Public Relations (2009) Berkeley menyebutkan, penelitian adalah kunci keberhasilan kegiatan humas. Penelitian ini berupa riset ide, karakteristik audiens, dan saluran media. “Ide dalam membangun sebuah kampanye atau acara tidak datang begitu saja, namun memerlukan data dan riset untuk menemukan ide tersebut,” lanjut Jojo.

Setelah melakukan riset, praktisi humas dapat melakukan perencanaan kampanye kegiatan humas. Perencanaan ini menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations (1997) dilakukan untuk menentukan tujuan dan target kegiatan humas.

Ketika tujuan dan target telah ditetapkan, maka praktisi humas dapat melakukan tahap implementasi dengan cara menerapkan rencana dan strategi yang telah dilakukan. Kemudian, dilakukan proses terakhir berupa evaluasi untuk mengulas seluruh implementasi rencana yang telah dilakukan dan memperbaiki kekurangan yang ada agar lebih baik di masa depan.

Sebagai penutup, Jojo juga menambahkan bahwa perusahaan humas disarankan untuk mengutamakan kepentingan stakeholder, saling berkolaborasi, serta tidak mengutamakan kompetisi dalam menciptakan keberhasilan kampanye kehumasan sebuah klien. ***

Market

Market

Berita Utama