CIANJUR, NyaringIndonesia.com – Kepolisian Resor Cianjur, Jawa Barat, berhasil menangkap tiga orang pelaku pengedar uang palsu yang beraksi di wilayah selatan Cianjur. Ketiga pelaku masing-masing berinisial JU alias Buluk (32), DA (30), dan EY (27). Dari tangan para tersangka, petugas menyita barang bukti berupa puluhan lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kapolsek Takokak, AKP Marta Wijaya, mengatakan kasus ini terungkap setelah sejumlah pemilik toko dan warung mencurigai aktivitas para pelaku yang menukarkan uang dalam pecahan besar dengan dalih melakukan transaksi dompet digital.
“Para pelaku sempat menukarkan uang pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu di sejumlah warung dan toko yang tersebar di tiga kecamatan, termasuk di wilayah Takokak,” ujar AKP Marta saat ditemui di Cianjur, Jumat (19/4).
Melihat upaya awal mereka tidak menimbulkan kecurigaan, para pelaku kemudian melakukan aksi serupa secara acak di tempat lainnya.
Hingga akhirnya, seorang pemilik warung melaporkan adanya uang palsu setelah menerima tiga lembar uang pecahan Rp100 ribu yang mencurigakan.
“Pelapor mengaku awalnya sempat menerima empat lembar uang pecahan Rp100 ribu yang ditukarkan pelaku dengan pecahan Rp50 ribu. Namun, ia merasa janggal setelah melihat ciri fisik uang tersebut, sehingga segera melapor ke Polsek Takokak,” jelasnya.
Petugas yang menerima laporan langsung bergerak ke lokasi dan mengamankan ketiga pelaku berikut sekitar 80 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu sebagai barang bukti.
Dari hasil pemeriksaan sementara, para pelaku mengaku mendapatkan uang palsu dari seseorang di wilayah Garut. Mereka diminta menukarkan uang tersebut melalui berbagai transaksi, seperti pembelian barang dan penukaran langsung di toko atau warung.
“Ketiganya sudah beraksi selama beberapa hari dan diperkirakan telah menyebarkan uang palsu senilai Rp4 hingga Rp5 juta di tiga kecamatan, termasuk di toko swalayan dan konter ponsel di Kecamatan Kadupandak,” kata AKP Marta.
Saat ini, polisi masih mendalami kasus tersebut untuk mengungkap pelaku lain, termasuk pemasok utama uang palsu.
“Kami akan terus kembangkan kasus ini karena kuat dugaan ada otak di balik peredaran uang palsu ini,” tegasnya.