YOGYAKARTA, Nyaringindonesia.com – Keputusan Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 telah menciptakan spekulasi mengenai siapa yang akan menjadi pasangan Prabowo Subianto dalam kontestasi politik mendatang.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dalam konteks ini, pakar politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Wawan Mas’udi, memberikan pandangannya mengenai situasi tersebut.
Wawan mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto, seorang politisi yang telah aktif dalam dunia politik Indonesia, saat ini tengah menjalani proses yang mungkin tidak mudah dalam menentukan cawapres. Dalam wawancaranya dengan wartawan, Wawan menyatakan,
“Kita lihat nanti Pak Prabowo akan ke mana. Saya kira sedang pusing juga koalisinya Pak PS untuk menentukan (cawapres), tapi dugaan saya pilihannya tinggal sedikit.” 20/10/2023.
Menurut analisis Wawan, Prabowo saat ini sedang mencari sosok yang mampu memperkuat perolehan suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dua provinsi dengan jumlah pemilih yang signifikan.
Namun, dia mencatat bahwa dua tokoh yang sebelumnya bisa mengerek suara di kedua daerah itu telah bergabung dengan koalisi lain.
“Dugaan saya beliau akan mencari sosok yang kira-kira bisa membantu memperkuat elektoralnya, khususnya di basis pemilu. Kalau dalam konteks Jawa itu Jawa Tengah dan Jawa Timur, plus yang luar Jawa. Itu saya kira Pak Prabowo akan perhatian ke situ,” ungkap Wawan.
Menurut pandangan Wawan, pilihan cawapres untuk Prabowo cenderung menuju dua tokoh, yaitu Khofifah Indar Parawansa dan Erick Thohir. Keduanya dinilai memiliki kemampuan untuk mengimbangi suara kedua rivalnya di Jawa Tengah maupun Jawa Timur.
“Kalau di Jateng dan Jatim ya pilihan tinggal antara Khofifah (dan) Erick, karena kekuatan Erick di Jatim berdasarkan survei juga tinggi,” kata Wawan.
Wawan juga memberikan penilaian terhadap potensi pilihan lain, yaitu Gibran Rakabuming Raka. Namun, ia mengingatkan bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia calon presiden dan cawapres telah menciptakan sentimen negatif terhadap Gibran.
Oleh karena itu, Wawan menyarankan bahwa pilihan Gibran mungkin akan menjadi bumerang.
“Gibran saya kira sedang tidak populer, justru keputusan MK kemarin secara politik menjadi pukulan balik, aspirasi itu karena kan sentimen di media, di mana-mana negatif, dan itu akan mudah sekali dikapitalisasi menjadi dalam tanda petik musuh bersama,” kata Wawan.
Dengan demikian, menurut Wawan, opsi yang tersedia bagi Prabowo dalam mencari cawapres semakin terbatas, dan pilihan yang kuat saat ini tampaknya terletak antara Erick Thohir dan Khofifah Indar Parawansa.
Keputusan Prabowo dalam menentukan pasangannya akan menjadi langkah kunci dalam persaingan politik yang semakin memanas menjelang Pemilihan Presiden 2024.