Predatory Pricing di Social Commerce Picu Penurunan Produksi UMKM Konveksi

Predatory Pricing
Predatory Pricing di Social Commerce Picu Penurunan Produksi UMKM Konveksi

BANDUNG, Nyaringindonesia.com – Serangan impor dengan harga di bawah pasar atau predatory pricing yang marak terjadi di social commerce telah memberikan dampak serius pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) konveksi di Indonesia.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Hal ini mengakibatkan penurunan permintaan produk UMKM lokal dan berdampak signifikan pada produksi serta ketenagakerjaan.

Nandi Herdiaman, Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB), mengungkapkan bahwa dampak dari serangan impor dengan harga yang sangat kompetitif telah menyebabkan penurunan produksi di ribuan pabrik konveksi.

Selain itu, dampaknya juga mencakup pengangguran, yang bahkan bisa mencapai jutaan orang.

Owner PT Santosa Kurnia Jaya, Dudi Gumilar, menyampaikan kesulitan dalam menjual stok bahan baku tekstil yang menumpuk, mencapai sekitar 1,5 juta meter.

Hal ini menjadi tantangan serius bagi UMKM tekstil yang telah memproduksi sesuai dengan permintaan pasar.

Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), menyoroti situasi perdagangan global yang tidak stabil. Seiring dengan perubahan dinamika ekonomi global, negara-negara seperti China mencari pasar baru dengan aturan perdagangan yang lebih lemah.

Indonesia, dengan populasi besar dan ekonomi yang cukup stabil, menjadi salah satu target pasar yang menarik. Oleh karena itu, perlindungan pasar lokal menjadi krusial.

Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki, menyoroti praktik predatory pricing di platform online yang telah merugikan pedagang offline dan produsen konveksi serta tekstil lokal.

Penurunan permintaan telah berdampak negatif pada omzet, produksi, dan bahkan memicu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor UMKM.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat, Rachmat Taufik G, menambahkan bahwa sektor ini mempekerjakan banyak angkatan kerja di Jawa Barat, dan penurunan kapasitas produksi telah mengancam PHK di sektor tersebut.

Dengan berbagai dampak serius yang ditimbulkan oleh serangan impor dengan harga predator, sektor UMKM konveksi membutuhkan perlindungan dan dukungan untuk mempertahankan keberlangsungannya di pasar lokal.

Berita Utama