Sapu Bersih Premanisme! Polres Sukabumi Amankan TO dan Bina 200 Lebih Warga

Jajaran polres Sukabumi saat memberikan himbauan kepada sejumlah masyarakat.

NyaringIndonesia.com – Dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, Polres Sukabumi berhasil mengungkap berbagai kasus penyakit masyarakat selama pelaksanaan Operasi Pekat II Lodaya 2025 yang digelar pada 1–10 Mei 2025.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Operasi yang menyasar aksi premanisme, pemalakan, pungutan liar (pungli), hingga pemerasan ini membuahkan hasil signifikan. Dua orang yang masuk dalam Target Operasi (TO) berhasil diamankan, sementara 210 orang lainnya yang terlibat atau berpotensi menjadi pelaku diamankan untuk pembinaan.

Kapolres Sukabumi, AKBP Dr. Samian, menegaskan bahwa operasi ini merupakan instruksi langsung Kapolda Jawa Barat sebagai langkah menekan angka kejahatan jalanan dan praktik premanisme yang meresahkan masyarakat.

“Operasi ini adalah langkah konkret kami untuk menjaga kondusifitas wilayah hukum Polres Sukabumi dari aksi premanisme maupun tindak kejahatan lainnya,” ujar Samian.

“Ini juga bentuk komitmen Polri dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat,” sambungnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak segan melapor jika menjadi korban atau mengetahui adanya aksi kriminalitas.

“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat agar proaktif. Jangan takut melapor ke kantor polisi terdekat bila melihat aksi pemerasan, pemalakan, pencurian, atau tindak premanisme lainnya,” tegasnya.

Kapolres menegaskan bahwa pihaknya akan bertindak tegas terhadap para pelaku.

“Kami tidak akan mentolerir segala bentuk premanisme. Siapapun pelakunya akan kami tindak sesuai hukum yang berlaku,” tandasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, mengungkapkan salah satu kasus menonjol yang berhasil diungkap adalah pemerasan oleh dua pria berinisial Y dan YS yang mengaku sebagai wartawan.

“Modus mereka adalah mengancam korban dengan pemberitaan negatif terkait proyek pemerintah, lalu meminta uang agar berita itu tidak dipublikasikan,” ujar Hartono.

Ironisnya, meski telah menerima uang, keduanya tetap menerbitkan berita dan kembali menekan korban untuk memberikan uang tambahan.

“Ini jelas merupakan tindakan pemerasan yang sangat meresahkan. Kami akan menindak tegas para pelaku sesuai hukum yang berlaku,” tegas Hartono.

Ia berharap, Operasi Pekat II Lodaya ini menjadi sinyal kuat bahwa wilayah hukum Polres Sukabumi tidak memberi ruang bagi praktik premanisme dan kejahatan sejenis.

“Masyarakat kami imbau untuk terus mendukung langkah kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban bersama,” pungkasnya.

Berita Utama