Perumahan ARHASS VILLA

Sering Mendengar Orang yang Meninggal Karena Jatuh di Kamar Mandi?

Ilustrasi Orang terjatuh di Kamar Mandi
Ilustrasi Orang terjatuh di Kamar Mandi
NyaringIndonesia.com – Kemungkinan orang yang jatuh di kamar mandi atau terpeleset dan meninggal karena Perdarahan Otak.

Otak termasuk salah satu organ tubuh yang vital. Otak bisa mengalami pecah atau gangguan pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebab perdarahan otak karena trauma dan benturan keras.

pecahnya pembuluh darah otak juga bisa disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat dan berdampak pada stroke. Sehingga, kerja organ koordinasi tubuh menjadi lemah hingga menyebabkan lumpuh.

Jika kita atau ada keluarga yang terpeleset di kamar mandi, lakukan langkah dibawah ini

1. Tidak Terburu-buru

2. Menenangkan Diri

3. Memastikan Keadaan Korban

Terpeleset di kamar mandi sangat berbahaya bagi tulang belakang seseorang. pastikan apakah tulang belakang korban aman.

4. Mengangkat Korban dengan Cara yang Benar

Cara yang benar untuk memindahkan korban yaitu tidak boleh membuat tulang belakang korban tertekuk. Jadi, pastikan agar tulang belakang korban tetap lurus pada saat proses memindahkan korban.

Pengangkatan yang kurang tepat pada korban yang mengalami cedera dengan tulang belakang dapat menyebabkan masalah pada saraf korban dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.

5. Membawa korban langsung ke IGD Rumah Sakit.

Faktor yg dapat menyebabkan terjadinya perdarahan otak

1. Cedera karena olahraga, kecelakaan dalam kehidupan sehari-hari seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, jatuh dari lantai yang licin.

2. Memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi dalam jangka waktu yang lama.

3. Aneurisma, yaitu pembengkakan pembuluh darah otak yang bisa berakibat stroke.

4. Adanya kelainan pembuluh darah yang bisa terjadi sejak lahir atau timbul tanpa gejala.

5. Angiopathy amyloid, yaitu kelainan pembuluh darah karena faktor penuaan usia dan tekanan darah tinggi.

6. Penderita hemofilia, yang juga berisiko terhadap pengenceran darah, pembekuan darah, dan kurangnya kadar trombosit.

7. Penyakit liver.

8. Tumor otak.

Gejala perdarahan otak sebagai berikut

1. Pusing dan sakit kepala tiba-tiba.

2. Mengalami kejang.

3. Lemah dan lesu pada tubuh, tangan, dan kaki

4. Mual dan muntah.

5. Penglihatan menjadi buram.

6. Kesemutan.

7. Kesulitan berbicara dan memahami ucapan.

8. Kesulitan menulis, membaca, menelan makanan.

9. Penurunan kesadaran, dan kehilangan keterampilan motorik seperti tangan tremor.

10. Kehilangan koordinasi dan keseimbangan.

11. Indera perasa yang tidak normal.

Langkah dan cara pengobatan untuk Perdarahan Otak yaitu :

• Mengkonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah. Menurut penelitian American Stroke Association (AMSA), tekanan darah bagi pasien pecah pembuluh darah otak direkomendasikan di angka 150 mmHg.

• Melakukan peningkatan tekanan intrakranial (ICP) dengan meninggikan posisi kepala 30° saat tidur.

• Terapi hemostatik untuk mengurangi tumbuh dan perkembangan hematoma pada otak.

• Terapi antiepilepsi bila pasien ada beberapa kali mengalami kejang dan mengalami penurunan kesadaran. Selain diberi obat, pasien bisa melakukan kontrol EEG.

• Tindakan operasi, dimana pembedahan juga berfungsi untuk mengurangi tekanan pada otak yang mengalami pemecahan pembuluh darah. Operasi juga menjadi salah satu tindakan darurat jika ada indikasi kompresi pada batang otak.

– Melakukan perawatan umum dan rehabilitasi secara berkala, karena perdarahan otak berdampak komplikasi, seperti aritmia jantung, aspirasi pernapasan, gagal jantung, infeksi saluran kemih, hingga gangguan lambung. Terdapat pelatihan fisioterapi untuk melatih koordinasi tubuh pasien.

Tips menghindari risiko perdarahan otak dan

1. Olahraga teratur untuk mengontrol kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah.

2. Melakukan diet sehat dengan pola makan gizi seimbang.

3. Membatasi jenis makanan yang mengandung lemak dan garam tinggi.

4 Berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol.

5. Melakukan cek kesehatan reguler, minimal 1-3 tahun sekali.

Editor : Fauzi Eka Suryana

# # # # #

Berita Utama

Scroll to Top