NyaringIndonesia.com – Komunikasi krisis memiliki strategi penanganan efektif dengan cara mengelola krisis berdasarkan hasil riset, prediksi potensi krisis, serta pemantauan media. Hal ini disampaikan oleh Boy Kelana Soebroto, ketua umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) Indonesia.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Pengelolaan krisis ini dapat dimulai dengan memahami potensi-potensi krisis sejak awal. Dengan ini, praktisi humas diharapkan dapat mengantisipasi, menghindari, dan mengurangi krisis yang akan terjadi,” terang Boy.
Krisis merupakan hal lumrah bagi praktisi humas yang dapat diatasi menggunakan strategi komunikasi krisis. Komunikasi krisis menurut Kathleen Fearn-Banks dalam buku Communication Crisis: A Casebook Approach (2016) merupakan dialog antara perusahaan dan publik dalam kurun waktu sebelum, selama, dan setelah krisis.
Aktif Berkomunikasi
Boy melanjutkan, strategi komunikasi krisis akan efektif dengan adanya dukungan berupa aktif menjalin komunikasi dan kerjasama antar rekan dalam tim manajemen humas. Selanjutnya memiliki kompetensi praktisi humas dengan berpikir kritis dan kreatif, mampu melakukan pendekatan baru, dan mengikuti perkembangan isu-isu global. Disamping itu juga adaptif terhadap perkembangan teknologi komunikasi digital.
Mendukung pandangan Boy, Jojo S. Nugroho, Managing Director Imogen Public Relations menerangkan bahwa komunikasi krisis disampaikan secara transparan kepada publik karena fokus komunikasi krisis adalah mendapatkan kembali kepercayaan publik.
“Praktisi humas tidak boleh berbohong dan wajib untuk mengutamakan kepentingan publik,” lanjutnya.
Terakhir, kemampuan menyusun strategi komunikasi krisis dapat dipupuk dengan cara mengikuti kegiatan organisasi kehumasan dan berbagai pengalaman penanganan krisis bersama praktisi humas senior. ***