Wali Kota Cimahi: MTQH Perkuat Cinta Al-Qur’an, Bentuk Karakter Qurani

MTQH ke 10
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana usai membuka MTQH tingkat Kota Cimahi ke 10, di Alun - alun Cimahi

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menyampaikan bahwa pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) merupakan bagian dari dakwah yang bertujuan membangkitkan rasa cinta masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap Al-Qur’an dan Hadits Nabi.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ia menambahkan bahwa MTQH bukan sekadar kompetisi membaca kitab suci, tetapi juga menjadi momentum strategis untuk mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam serta membentuk karakter masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Qurani.

“MTQH ini bukan hanya ajang untuk menunjukkan kemampuan membaca Al-Qur’an dan Hadits, tetapi juga sarana konkret dalam memahami serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ngatiyana, usai membuka secara resmi MTQH ke-10 tingkat Kota Cimahi  di Alun-Alun Cimahi. Sabtu (04/10/25).

Ngatiyana juga menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan kegiatan tersebut. Ia berharap acara ini dapat berjalan lancar dan penuh keberkahan.

“Kami sangat menghargai penyelenggaraan MTQH yang ke-10 ini. Semoga seluruh rangkaian kegiatan mendapat rida Allah SWT. Kepada seluruh peserta, saya harap tak hanya menunjukkan kemampuan dalam membaca dan memahami Al-Qur’an, tetapi juga menampilkan akhlak yang mencerminkan nilai-nilai Qurani,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ngatiyana juga memperkenalkan program baru bertajuk “Maghrib Mengaji”, yang bertujuan membiasakan masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, untuk mengisi waktu selepas Maghrib dengan membaca Al-Qur’an.

Program ini diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini serta menjadi upaya pencegahan terhadap pengaruh negatif dari media sosial dan teknologi digital.

“Melalui gerakan ‘Maghrib Mengaji’, kami ingin membangun kembali tradisi positif dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. Diharapkan kegiatan ini dapat membentuk generasi muda yang cerdas secara spiritual, berbudi pekerti luhur, dan memiliki daya saing tinggi,” jelas Ngatiyana.

Ia juga mengajak seluruh komponen masyarakat, orang tua, tenaga pendidik, tokoh agama, serta pemuka masyarakat, untuk bersama-sama menyukseskan program tersebut, dengan menjadikan waktu Maghrib sebagai momen untuk memperkuat spiritualitas keluarga.

Menutup pernyatannya, Ia  harapan agar MTQH ke-10 ini tak hanya menjadi ajang peningkatan kemampuan tilawah dan pemahaman terhadap Al-Qur’an dan Hadits, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat jalinan silaturahmi dan kebersamaan di tengah masyarakat.

“Melalui kegiatan seperti ini, semoga kesadaran umat Islam terhadap pentingnya menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup semakin meningkat. Mari kita dukung bersama MTQH ini agar manfaatnya dapat dirasakan luas oleh masyarakat,” tutup Ngatiyana. (Bzo)

Berita Utama