Sejak pertama kali terlihat muncul budding calon bunga pada 16 Februari 2024 dan setelah 3 bulan 3 hari akhirnya bunga bangkai ini mekar penuh.
Tumbuhan anggota suku Araceae (keluarga talas-talasan) ini dikenal dengan sebutan bunga bangkai karena saat mekar bunganya mengeluarkan aroma busuk seperti bangkai yang kadang-kadang bisa tercium hingga radius seratus meter.
Aroma busuk tersebut sebenarnya berasal dari asam amino yang keluar melalui permukaan tongkol (spadix).
Aroma ini juga yang mengundang serangga untuk datang dan membantu dalam proses penyerbukan bunga bangkai ini.
Lokasi bunga bangkai di Kebun Raya Cibodas terletak bersebelahan dengan taman lumut. Kondisi sekitar bunga bangkai tampak dinaungi oleh pepohonan yang tinggi dan rimbun, salah satunya pohon rasamala (Altingia excelsa).
Serasah daun rasamala yang berguguran pada area sekitar sering dimanfaatkan untuk menutupi media tanam bunga bangkai tersebut dengan tujuan untuk membantu proses penyuburan tanah di sekitar umbinya.
Mekarnya bunga bangkai ini sekaligus sebagai kado terindah pada hari jadi Kebun Raya Cibodas ke-172 tahun pada 11 April 2024.
Bunga bangkai dengan nomor koleksi 76 ini merupakan hasil eksplorasi Alm. R. Subekti Purwantoro, dkk. dari Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat.
Data IUCN Red List 2018 memasukkan A. titanum dalam kategori Endangered (EN; Genting atau Terancam) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Melihat langsung tumbuhan ini bisa langsung berkunjung ke Kebun Raya Cibodas, karena bunga bangkai akan menutup kembali setelah 24-48 jam.
