Perumahan ARHASS VILLA

Kasus Virus Nipah di India Membuat Indonesia Waspada

Virus Nipah
ilustrasi virus nipah
JAKARTA, Nyaringindonesia.com – Virus Nipah, juga dikenal sebagai NiV, menjadi sorotan perhatian masyarakat dunia setelah dua warga India Selatan meninggal akibat penyakit ini.

Dalam konteks ini, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengingatkan bahwa virus ini memiliki potensi menjadi wabah pandemi dan/atau endemi baru, dengan tingkat kematian mencapai 75 persen pada penderitanya.

Virus ini pertama kali diidentifikasi di Malaysia dan termasuk dalam genus Henipavirus serta famili Paramyxoviridae.

Kekhawatiran juga muncul mengenai kemungkinan masuknya virus Nipah ke Indonesia. Namun, hingga saat ini, belum ada laporan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Indonesia.

Meskipun begitu, beberapa penelitian dan publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk Indonesia.

Mereka meminta para Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang datang dari negara yang telah terjangkit Virus Nipah untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan (faskes) jika mengalami gejala.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, menyatakan bahwa mereka juga akan meningkatkan kewaspadaan bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait kejadian di satwa liar.

Selain itu, masyarakat, terutama petani buah serta peternak babi dan kambing, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah Virus Nipah. Peternak diharapkan berhati-hati jika ada hewan ternak yang mati secara tiba-tiba.

Masyarakat juga diingatkan untuk tidak mengonsumsi daging mentah, mencuci buah hingga bersih, dan menghindari produk mentah yang berisiko.

Gejala klinis Virus Nipah dapat mirip dengan penyakit lain, seperti demam, badan pegal, batuk, pilek, kejang, mengantuk, hingga radang otak, yang dapat menyebabkan tingginya angka fatalitas atau kematian.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Virus Nipah berasal dari kelelawar buah yang dapat menularkannya ke babi selama penebangan hutan secara besar-besaran.

Populasi kelelawar yang mendekati area peternakan dapat menyebabkan penularan Virus Nipah ke ternak babi dan dari sana dapat menular ke manusia. Karena proses penularan yang mudah, Virus Nipah memiliki potensi menjadi pandemi jika tidak diantisipasi dengan baik.

Berita Utama

Scroll to Top